DIAGNOSA DEPRESI PADA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING
Abstract
Many person are not aware of the dangers of depression. It's hard to know the symptoms and overcome depression early on. In this case adolescents are the most vulnerable to the disease because at that time humans are in a transition phase from childhood to adulthood. WHO says every second there is a case of suicide due to severe depression. Based on these cases the researchers aimed to make an application to help the community, especially students, to be able to recognize and diagnose depression from an early age. The system in this application is an expert system using the Certainty Factor and Forward Chaining method. Inputs received by this application are biodata and psychological questions about the symptoms experienced by the user. The resulting output is the diagnosis, as well as the percentage of possible diseases suffered by user.
Downloads
References
Annisa, R. (2018). Sistem Pakar Metode Certainty Factor Untuk Mendiagnosa Tipe Skizofrenia. IJCIT (Indonesian Journal on Computer and Information Technology), 3(1), 40–46.
Ayunda, E., Triayudi, A., & Diana, I. (2019). Web-based E-diagnostic for Digestive System Disorders in Mumans using the Demster Shafer Method. International Journal of Computer Applications, 178(35), 33–38. https://doi.org/10.5120/ijca2019919231
Ayuningtyas, D., Rayhani, M., & Misnaniarti. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di Indonesia Dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 1–10. https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.1-10
Fried, E. I., & Nesse, R. M. (2014). The impact of individual depressive symptoms on impairment of psychosocial functioning. PLoS ONE, 9(2). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0090311
Gałecki, P., & Talarowska, M. (2017). The evolutionary theory of depression. Medical Science Monitor, 23, 2267–2274. https://doi.org/10.12659/MSM.901240
Harrington, R. (2001). Depression, suicide and deliberate self-harm in adolescence. British Medical Bulletin, 57, 47–60. https://doi.org/10.1093/bmb/57.1.47
Kajiwara, Y., Yonekura, S., & Kimura, H. (2018). Prediction of future mood using majority vote based on certainty factor. Sensors and Materials, 30(7), 1473–1486. https://doi.org/10.18494/SAM.2018.1776
Khawarizmi, I. N. (2019). Diagnosa Depresi Pada Mahasiswa Menggunakan Metode Certainty Factor dan Forward Chaining. Jakarta.
Luxton, D. D., Ingram, R. E., & Wenzlaff, R. M. (2006). Uncertain self-esteem and future thinking in depression vulnerability. Journal of Social and Clinical Psychology, 25(8), 840–854. https://doi.org/10.1521/jscp.2006.25.8.840
Mevung, F. I., Suyatno, A., Maharani, S., Komputer, I., Ilmu, F., Informasi, T., & Mulawarman, U. (2017). Diagnosis Penyakit Kejiwaan Menggunakan Metode Certainty Factor. Prosiding Seminar Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, 2(1), 374–380.
Parwita, D. O., Sukamto, A. S., & Nyoto, R. D. (2016). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kejiwaan Skizofrenia Menggunakan Metode Tsukamoto. Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi, 1(1), 1–6.
Utami, F. N., Satoto, K. I., & Martono, K. T. (2016). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Gangguan Emosional Pada Anak Berbasis Aplikasi Website. Jurnal Teknologi Dan Sistem Komputer, 4(1), 109. https://doi.org/10.14710/jtsiskom.4.1.2016.109-123
Yusuf, R., Kusniyati, H., & Nuramelia, Y. (2016). Aplikasi Diagnosis Gangguan Kecemasan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web dengan PHP dan MYSQL. Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 9(1), 1–13. https://doi.org/10.15408/sijsi.v9i1.2960
Yuwono, D. T., Fadlil, A., & Sunardi, S. (2017). Penerapan Metode Forward Chaining Dan Certainty Factor Pada Sistem Pakar Diagnosa Hama Anggrek Coelogyne Pandurata. Klik - Kumpulan Jurnal Ilmu Komputer, 4(2), 136. https://doi.org/10.20527/klik.v4i2.89
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
1. Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal mengenai publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License. yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas karya penulis dan publikasi awal pada jurnal.
2. Penulis dapat memasukkan pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan (misalnya, mengirimkannya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada Jurnal.
3. Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, dalam penyimpanan institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan dari karya yang diterbitkan sebelumnya.